Kementerian Perhubungan (Kemenhub) baru-baru ini memberikan penjelasan mengenai perbedaan signifikan antara sistem kereta tanpa rel (Autonomous Rail Rapid Transit/ART) yang akan diterapkan di Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan bus gandeng konvensional. Penjelasan ini penting untuk meluruskan pemahaman publik terkait moda transportasi massal modern yang akan menjadi bagian dari infrastruktur IKN.
Salah satu perbedaan mendasar terletak pada teknologi dan operasionalnya. Kereta tanpa rel atau ART beroperasi menggunakan sensor dan teknologi navigasi otonom, mengikuti marka jalan khusus yang berfungsi sebagai jalur virtual. Sementara itu, bus gandeng konvensional sepenuhnya bergantung pada pengemudi dan beroperasi di jalur jalan raya biasa atau jalur busway yang telah ditentukan.
Dari segi kapasitas, ART umumnya memiliki kapasitas penumpang yang lebih besar dibandingkan bus gandeng. ART dapat terdiri dari beberapa gerbong yang terhubung, menyerupai kereta api ringan (LRT), sehingga mampu mengangkut ratusan penumpang dalam satu perjalanan. Bus gandeng, meskipun memiliki kapasitas lebih besar dari bus biasa, biasanya tidak sebanyak kapasitas ART.
Perbedaan lainnya terletak pada infrastruktur pendukung. ART membutuhkan marka jalan khusus dengan sensor dan sistem pengisian daya baterai di titik-titik tertentu. Investasi awal untuk infrastruktur ART mungkin lebih tinggi dibandingkan bus gandeng yang dapat memanfaatkan jalan raya yang sudah ada atau jalur busway. Namun, ART diklaim lebih efisien dalam penggunaan energi dan memiliki emisi yang lebih rendah karena menggunakan tenaga listrik.
Kemenhub menekankan bahwa pemilihan ART sebagai salah satu moda transportasi massal di IKN didasarkan pada pertimbangan efisiensi, kapasitas angkut yang besar, ramah lingkungan, dan mendukung konsep smart city yang diusung IKN. Meskipun sekilas mirip bus gandeng karena bentuknya yang panjang, teknologi otonom dan sistem operasional ART menjadikannya berbeda secara signifikan.
Dengan penjelasan ini, diharapkan masyarakat dapat memahami bahwa kereta tanpa rel atau ART adalah solusi transportasi massal modern yang berbeda dengan bus gandeng konvensional. Penerapannya di IKN diharapkan dapat mendukung mobilitas yang efisien dan berkelanjutan di ibu kota baru Indonesia. Kemenhub akan terus memberikan informasi terkait perkembangan infrastruktur transportasi di IKN.