Kalimantan, pulau Borneo yang kaya akan keanekaragaman hayati dan lanskap sungai yang membelah hutan belantara, menyimpan segudang kisah dan mitos lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi. Salah satu mitos yang cukup melekat di benak sebagian masyarakat adalah kepercayaan bahwa warga asli Kalimantan, terutama suku Dayak, memiliki ikatan spiritual yang mendalam dengan buaya, sehingga mereka diyakini aman dan tidak akan menjadi mangsa reptil purba tersebut.
Mitos ini seringkali berakar pada kepercayaan animisme yang kuat dalam budaya Dayak, di mana alam dan segala isinya diyakini memiliki roh atau kekuatan sakral. Buaya, sebagai salah satu penguasa sungai yang perkasa, seringkali diasosiasikan dengan penjaga wilayah perairan atau bahkan dianggap memiliki kaitan erat dengan roh leluhur. Keyakinan ini melahirkan anggapan bahwa buaya akan mengenali dan menghormati individu yang memiliki garis keturunan atau hubungan spiritual dengan alam Kalimantan.
Namun, penting untuk memisahkan ranah mitos dan realitas. Secara faktual, sungai-sungai di Kalimantan memang merupakan habitat alami bagi berbagai spesies buaya, termasuk buaya muara yang dikenal agresif dan berukuran besar. Interaksi antara manusia dan buaya di lingkungan yang sama tidak selalu berjalan tanpa risiko.
Meskipun demikian, mitos ini tetap hidup subur dalam cerita rakyat, menjadi bagian tak terpisahkan dari kearifan lokal, dan mungkin berfungsi sebagai mekanisme sosial untuk mengajarkan pentingnya hidup selaras dengan alam. Beberapa ritual adat atau tradisi tertentu yang masih dipraktikkan oleh beberapa sub-suku Dayak juga mencerminkan adanya penghormatan atau upaya menjalin hubungan baik dengan buaya, misalnya melalui sesajian atau upacara tertentu sebelum beraktivitas di sungai.
Kalimantan, pulau Borneo yang kaya akan keanekaragaman hayati dan lanskap sungai yang membelah hutan belantara, menyimpan segudang kisah dan mitos lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi. Salah satu mitos yang cukup melekat di benak sebagian masyarakat adalah kepercayaan bahwa warga asli Kalimantan, terutama suku Dayak, memiliki ikatan spiritual yang mendalam dengan buaya, sehingga mereka diyakini aman dan tidak akan menjadi mangsa reptil purba tersebut.