Pulau Sumatera, dengan bentangan alamnya yang luas dan masyarakatnya yang beragam, menyimpan kekayaan budaya yang tak terhingga. Lebih dari sekadar tradisi dan kesenian, Sumatera punya legalitas budaya yang tinggi yang terinstitusionalisasi dengan kuat dalam sistem adat dan hukum lokal. Ini bukan hanya tentang melestarikan masa lalu, melainkan juga menjaga tatanan sosial, lingkungan, dan identitas masyarakat hingga kini.
Salah satu contoh paling nyata adalah penerapan hukum adat Minangkabau di Sumatera Barat. Adat “Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah” bukan sekadar filosofi, melainkan pedoman hidup yang mengatur berbagai aspek, mulai dari sistem kekerabatan matrilineal, pengelolaan harta pusaka, hingga penyelesaian sengketa. Keputusan-keputusan adat yang dibuat oleh Niniak Mamak (pemuka adat) memiliki kekuatan hukum yang diakui dan dihormati oleh masyarakat, menunjukkan betapa Sumatera punya legalitas budaya yang tinggi yang mengakar kuat.
Di sisi lain, masyarakat Batak di Sumatera Utara juga memiliki Dalihan Na Tolu, sebuah falsafah dan sistem sosial yang mengatur hubungan kekerabatan dan interaksi sosial. Adat ini bukan sekadar norma, tetapi juga landasan hukum tak tertulis yang ditaati dalam setiap upacara adat, perkawinan, hingga penyelesaian konflik antar marga. Keberadaan lembaga adat yang kuat memastikan bahwa aturan-aturan ini tidak hanya diwariskan secara lisan, tetapi juga dijalankan dalam praktik sehari-hari.
Tak kalah penting adalah masyarakat Melayu di Riau dan Jambi yang menjunjung tinggi adat istiadat mereka, seringkali terintegrasi dengan nilai-nilai Islam. Aturan adat mengatur tentang penggunaan tanah, hak ulayat, hingga tata cara bermasyarakat yang harmonis. Lembaga-lembaga adat di daerah-daerah ini secara aktif berperan dalam menjaga tatanan dan keberlanjutan budaya, membuktikan bahwa Sumatera punya legalitas budaya yang tinggi yang terus relevan di era modern.
Meskipun dihadapkan pada arus modernisasi, sistem legalitas budaya di Sumatera ini terus beradaptasi tanpa kehilangan esensinya. Aturan-aturan adat ini seringkali bersinergi dengan hukum positif negara, memberikan payung hukum ganda bagi masyarakat dalam menjaga warisan leluhur mereka. Inilah yang membuat Sumatera punya legalitas budaya yang tinggi—kemampuan untuk mengintegrasikan tradisi dengan struktur hukum formal, memastikan bahwa kekayaan budaya tidak hanya menjadi objek wisata, tetapi juga landasan kuat bagi kehidupan masyarakat.